Komposer Angklung Yadi Mulyadi berhasil menghadirkan atmosfire kebangsaan dalam sebuah pertunjukan musik bertama “The Sound of Indonesia”
Sebagai konseptor, Yadi bersama dengan sejumlah musisi lainnya membawakan sejumlah lagu nasional perjuangan seperti Gugur Bunga hingga lagu daerah.
Yadi Mulyadi mengungkapkan, kegiatan tersebut yang ke 2 kali, dengan tujuan memperkenalkan identitas Bangsa melalui angklung.
“Pertunjukan ini untuk mengangkat nilai nilai kebudayaan seni tradisi Indonesia” ungkap Yadi, di Teater tertutup Dago Tea House Bandung, Jumat (18/11/2022)
Konseptor juga sebagai komposer Angklung
Yadi Mulyadi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari (tengah) dan musisi Adjie Ahmad paparkan pertunjukan angklung yaitu Angklung Khatulistiwa (AKHU) dengan tema “The Sound of Indonesia”.
Selain itu, ungkapnya, pertunjukan ini juga untuk menguatkan kolaborasi dengan kesenian lainnya, dan pada para generasi muda.
Saat ini, tegasnya, perlu ada komposer angklung yang menciptakan lagu berdasarkan karakter musik angklung sendiri.
“Karena saat ini masih banyak seni angklung mengcover lagu yang sudah dikenal.” ujarnya.
“Sekarang kita coba di pertunjukan ini, dengan kolaborasi dengan pemusik, salahsatunya dengan musisi Adjie Ahmad vokalis Dygta band,” imbuh Yadi.
Pertunjukan festival Musik Angklung “Angklung Khatulistiwa” merupakan pertunjukan musik orkestra angklung yang berkolaborasi dengan jenis musik, atraksi dan tarian nusantara yang merupakan ide dari Yadi Mulyadi.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jumhari mengatakan, pihaknya berperan sebagai fasilitator bagi pengembang seni budaya, yang mempunyai misi dan inovasi.
Selain itu keinginan untuk menampilkan pertunjukan budaya di area objek wisata di Jawa Barat, harus dapat menjadi acuan kedepan
“Kita ingin angklung tidak hanya sebagai identitas, tetapi sebagai insvirasi generasi muda. Saya kira semakin banyak yang perduli terhadap angklung sebagai warisan tak benda dunia, maka tujuannya akan tercapai,” kata Jumhari.
Dikatakannya, pada gelaran G20 di Bali kemarin, pertunjukan seni angklung mendapat sorotan peserta. Sehingga seni bisa menjadi penguat keharmonisan dunia, seperti yang terjadi pada G20.
“Diplomasi budaya menjadi hal penting dilakukan, terlebih kekayaan budaya Indonesia pada G20 momentum kebangkitan budaya untuk peradaban yang menghargai satu sama lain,” terannya.
Adjie Ahmad pun mengungkapkan, momentum ini harus ditangkap dengan kreatifitas, pasalnya etnik seni angklung ini sangat kental identitasnya.
“Saya salahsatu yang mengkampanyekan musik asli budaya Indonesia, karena potensinya sangat besar, tinggal pengemasan yang baik,” ucap Adjie.
Materi musik yang akan dipertunjukan pada Angklung Khatulistiwa, merupakan karya-karya aransemen lagu daerah nusantara yang dikemas rapi, untuk berkolaborasi dengan angklung oleh para sutradara, arranger dan komposer terpilih, yang akan dimainkan oleh beberapa komunitas angklung/sanggar angklung terpilih yang berdomisili di Jawa Barat.
Festival Pertunjukan Angklung Nation 16 November 2022, merupakan satu kegiatan bukti nyata BPK dalam merealisasikan terhadap pengembangan kesenian angklung di Indonesia, dimana angklung merupakan satu kesenian asal Jawa Barat Indonesia yang telah diakui UNESCO 22 tahun silam.
Sekitar 450 orang apresiator hadir di pertunjukan angklung kali ini.
Dalam pertunjukan angklung kali ini karena akan banyak sekali penampilan dari Angklung Sora, Raya Pro, Sunda Sawawa, Panda Gumiwang
dan Ensemble Insan Sejahtera Sumedang.
Dengan Composer/Arranger/Conductor : Yadi Mulyadi, Vidy Sepdianz, Ady Lukito, Whayan, Ferdin, Abdul Fattah.
Selain itu akan ada juga penampilan special dari, Mang Ayi Beluk, Dance Acrobatik, Fire Dance, Flying One, Traditional dance, juga menampilkan guest star Adjie Ahmad (Vocalis Dygta) dan Neng Dila. (***)
Editor: Denny Surya
Sumber: