Kata
“KAMI BANGGA MENJADI INDONESIA” itulah yang muncul dari semua ucapan anak-anak, pelatih dan opfficial
SMP Santo Yusup bandung yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia yang hari itu mengikuti konser angklung dengan tema“Volare” dalam acara Symposium angklung pertama yang diadakan oleh Reffles Girls School (RGS) di Singapura 17 Juni 2008.
Dalam konser musik angklung tersebut anak-anak yang tergabung dalam
KIPAS (Kelompok Irama Paduan Angklung SMP ST.Yusup) menyajikan suatu penyajian musikal angklung yang sangat atraktif dan membuat decak kagum semua penonton yang ada dalam Gd. Pertunjukan RGS di Singapura sekitar kurang lebih 500-600 orang yang hadir pada malam hari itu.
Konser tersebut menampilkan tim-tim terbaik di Singapura, penampilan pertama dari gabungan tim angklung SMP Se-Singapura yang mencoba menggebrak dengan jumlah personel angklung mencapai 120 orangan, “pada awalnya kami hampir Down duluan karena mereka mau menggerbrak tim angklung kami dengan jumlah yang banyak itu namun seteleh penampilan berlangsung, mereka penampilannya biasa-biasa saja.
Seterusnya yang terjadi pada tim KIPAS mereka ketakutan”, wajar!! dan sangat wajar anak-anak KIPAS seperti itu! Selain pengalaman tampil yang belum matang, mereka juga sangat kelelahan dikarenakan kurangnya Intirahat akibat diperjalanan yang panjang dari Indonesia ke Singapura. Namun apa yang terjadi, ada Keajaiban yang sangat luar biasa yang terjadi pada anak-anak kipas ketika mereka tampil, seolah-olah mereka sudah lama berada di singpura apa yang dipikirkan sebelumnya dan penuh kekhawatran malam itu semuanya berbalik 100 drajat, mereka menampilkan angklung papan atas, permainan anak-anak kipas sangat menarik ribuan penonton pada turis dari singapura, kawasan asia lainnya dan eropa yang menonton pada malam itu, mereka memberikan standing applause setiap kami menyelesaikan setiap laguya sampai akhir pergelaran itu selesai.
Penampilan angklung yang atraktif telah dipertontonkan olah anak-anak Kipas dengan dirigent penguasa pertunjukan pada malam itu adalah guru/sekaligus Pembina angklung disekolah tersebut yaitu dipimpin oleh
Mr.Yadi Mulyadi,S.Pd. Sampai bunyi angklung terakhir dibunyikan para penonton yang menghadiri pada pergelaran malam itu mereka masih Not Believed About Play Angklung Music from Indonesian Children yang dimana ada perbedaan yang sangat kontras dalam jumlah memainkan angklungnya, dimana anak-anak singpura setiap orangnya mereka hanya memegang satu-dua angklung saja dan terputus-putus ketika memainkan setiap lagunya, sedangkan anak-anak angklung yang tergabung dalam Keluarga Irama Paduan Angklung SMP Santo Yusup Indonesia perorangnya ada yang memainkan 6-7 angklung dan berhasil memainkan permainan musik angklung murni. oleh karena itu setelah pergelaran selesai banyak turis-turis yang memberikan salamat kepada pelatih dan tim pada dasarnya mereka sangat berkesan dengan permainkan musik angklung yang asli, dan yang asli hanya ada di Indonesia aja!!
Tim kipas diberikan jatah memainkan 8 lagu, pada malam itu kipas merupakan salah satu tim terbanyak yang memainkan karya-karya lagunya dikarenakan tim-tim angklung yang lainnya hanya memainkan paling banyak 2-3 lagu saja, kecuali tim RGS mereka menampilkan 6 lagu dimana mereka sama posisinya pada malam itu sebagai tim khusus dengan kita tim KIPAS dari SMP Santo Yusup Bandung Indonesia sebagai peran penting pada pergelaran yang bertemakan VOLARE itu.
“Pada akhirnya semuanya menjadi Indah” itulah sebuah kalimat pendek yang didapat dari hasil jerih payah perjuangan kami yang diungkapkan oleh bapak kepala sekolah Drs. C. Didi Sunardi, ketika kami telah selesai melakukan semua kegitan itu, banyak sekali hikmah dari kegiatan tersebut, bahwa setelah kami melakukan kegiatan itu banyak rahasia-rahasia hidup yang tidak bisa diduga dan itu hanyalah milih Tuhan sang pencipta, yang pasti bahwa apa yang telah diperbuat hari ini adalah buah pikir dari masa lalu, oleh karena itu dari sekarang berpikir dan berpikir positiflah hari ini, karena pikiran kita sekarang akan menjadi kenyataan dimasa yang akan datang, nasib kita ditentukan oleh bagaimana kita berpikir hari ini.
Bagi seluruh warga civitas musik angklung Indonesia jangan merasa ketakutan jika angklung akan diklaim oleh warga asing dan apalagi jika kita selalu berpikir negatif terhadap pihak lain sementara kita tidak berbuat apapun, yang mesti kita lakukan sekarang adalah berkarya, berkarya dan Be Positif Thinking, InsyaAlloh angklung yang merupakan budaya waris dari nenek moyang kita akan berbicara banyak dan tidak akan pernah pergi dari tanah air kita Indonesia yang ada malah dapat memberikan nilai positif serta membawa nama baik Bangsa dan Negara Indonesia di kancah Internasional.